Sabtu, 16 Februari 2008

Teh Ninih Vs Aktivis Perempuan


Sejak seorang Abdullah Gymnastiar mengumumkan melalui media massa bahwa telah hadir seorang istri baru selain Teh Ninih, gw jadi concern banget ama poligami Issue...i watched almost all discussion about the topic on Tv more than a week...! Yes, the hottest issue of the month (Not YZ and ME video or death of Alda)...! Aa Gym bikin press conffrence bareng Teh Ninih..what a shocked:;;;;! He is the most favorite male for the decade (sorry SBY populer, harus karena dia presiden) tapi Aa Gym populer karena dia seorang laki-laki biasa yang banyak diteladani...

Ketika publik tahu Aa udah punya istri lagi, maka poligami jadi isu hangat lagi setelah beberapa tahun lalu Puspo Wardoyo (empunya Wong Solo) bikin Poligami Award! Hampir semua diskusi di Tv angkat tema perlu tidaknya negara intervensi dalam masalah poligami...! Ya poligami udah diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 as an emergency exit...! Maka dihadirkanlah kubu yang pro dan yang kontra poligami tentu keduanya adalah muslim karena poligami cuma diatur secara tegas dalam Islam..! kubu pro datang dari berbagai kalangan n yang kontra most of them adalah aktivis perempuan...! Kedua kelompok berargumen dengan dalil masing-masing, tapi isu yang selalu diangkat oleh kubu yang kontra adalah it is a kind of humalition and psychologically torture..! poligami telah memposisikan perempuan sebagai obyek dan tidak punya pilihan....

Kemudian gw bertanya ama diri gw sendiri.."emang, bener gitu ?" gw langsung inget ama sosok Teh ninih, dia punya otak cerdas bisa ditangkap dari tiap kata yang diucapkan, secara finansial dia bukan berasal dari keluarga yang kekurangan..tapi berlimpah akan ilmu.. dia punya sikap sebagai seorang muslimah! Apakah benar kata para aktivis perempuan itu kalo tidak mungkin suami yang poligami mampu berbut adil..???? para aktivis itu kemudian mengeluarkan beberapa hasil survei dan penelitian yang isinya 96% responden tidak setuju poligami...(tidak setuju..bukan mengharamkan/melarang adanya poligami) dan berpendapat poligami sebagai bentuk ketidakadilan terhadap hak perempuan..! Mereka berpendapat Islam dan hukum apapun itu berasaskan keadilan maka kedudukan laki2 dan perempuan seimbang.

Kemudian dalam beberapa wawancara Teh Ninih mengatakan ikhlas kalo Aa punya istri lagi tentu kalimat ini dicounter oleh para aktivis "ya ikhlas di mulut tapi dalam hati pasti sakit"...! Kemudian saya dapat titik terang apa yang membedakan Teh Ninih dengan para aktivis perempuan yang sebagian besar dari mereka juga perempuan!

Ketika para aktivis itu bicara tentang keadilan dan degrading women destiny..maka seorang Teh Ninih hadir dengan semangat berbagi dan ketulusan,,,Saat aktivis itu menyoalkan adanya penghianatan dalam poligami maka Teh Ninih justru menghadirkan cinta yang sesungguhnya..Aa manusia biasa, cinta seorang Teh Ninih pada Aa hanya bentuk cinta seorang wanita pada seorang manusia..Teh Ninih mencintai Pencipta dari manusia itu melebihi kecintaan pada Abdullah(Hamba Allah) Gymnastiar..! Saat para aktivis itu melihat wanita yang dipoligami sebagai korban, Teh Ninih semakin mengagumi Aa Gym sebagai "suami yang punya banyak kelebihan" dan sebagai wanita yang tak mencintai suami melebihi cinta pada Tuhan-nya telah menempatkan Teh Ninih lebih jauh pada pemahaman cinta dan menepiskan egoisme kemanusiawian sebagai ujian untuk meletakkan hati dan keadilan pada tempat sebenarnya..! Maka ketika para aktivis perempuan itu bersuara lantang dan mengasihani "korban poligami", Teh Ninih tersenyum, karena sesungguhnya arah yang dituju berbeda...Teh Ninih mengerti arti hak dan cinta hakiki yang berasal dari Pencipta hukum bagi seluruh alam tapi para aktivis itu baru bicara tentang keadilan dan mencintai menurut akal dan perasaan serta egoisme makhluk...Sungguh ironis ketika harus diperbandingkan!..Bukankah seharusnya Teh Ninih berada pada garis terdepan menentang poligami karena ia adalah "korban", yang mengalami langsung bagaimana dipoligami yang tidak pernah dan mungkin tidak akan pernah dialami para aktivis itu...Teh Ninih tentu akan mendapat banyak dukungan yang potensial mempengaruhi sikap pemerintah dan opini publik dan secara material Teh Ninih tidak akan jatuh miskin..Tapi Teh Ninih memilih mempertahankan keluarganya, ia mendampingi suaminya dengan penuh kecintaan saat dihujani hujatan,,tak tampak ada paksaan baginya menerima kondisi yang ada..tapi kesadaran baru muncul yang menguji kadar cintanya pada Sang Khalik dan manusia...lantas siapa yang lebih faham makna keadilan Teh Ninih atau para aktivis perempuan itu,,???????

Tidak ada komentar: